Sabtu, 28 Mei 2011

Indonesia ke urutan ke 5

Mengapa Indonesia menjadi urutan ke-4 dari urutan ke-5?

Mungkin dari segi Finance Indonesia vida menempati urutan ke-4, maka dr itu kondisi ekonomi indonesia sakarang dikatakan buruk
Contoh:
JAKARTA–MI:Kondisi perekonomian Indonesia pada 2010 diperkirakan belum akan terlepas dari krisis global, bahkan diperkirakan semakin berat jika dibandingkan dengan tahun ini.Menurut pengamat ekonomi Martin Panggabean di Jakarta, Selasa (17/3), kondisi tersebut disebabkan oleh belum membaiknya perekonomian global, semakin mahalnya mencari dana dari pasar, serta pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Ia mengatakan, pemerintah seharusnya tidak hanya membahas soal suku bunga. Namun juga harus mengantisipasi bagaimana ekspansi kredit, menanggulani PHK dan bagaimana pertumbuhan ekonomi 2010.Martin mencontohkan kondisi di Amerika Serikat. Probabilitas terjadinya depresi di AS meningkat antara 20%-30% sehingga pertumbuhan ekonomi negara adidaya itu akan minus 5% sampai 7%.
Dengan demikian akan banyak terjadi PHK, termasuk di Indonesia. Hal-hal seperti ini yang perlu diantisipasi oleh pemerintah. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010 hanya 1% hingga 2%, tingkat PHK semakin banyak, katanya.
Pada tahun ini, ujarnya, Indonesia bisa sedikit optimistis karena pertumbuhan ekonomi ada pada angka 4% hingga 4,5%. Tetapi, masalah globalnya, di negara-negara maju itu tidak ada tanda-tanda krisis akan berakhir pada 2009.
Namun, ujarnya, bila terjadi resesi berkepanjangan diikuti dengan deflasi, harga-harga aset dan harga komoditas dampaknya sudah pasti membesar pada 2010.
Jadi 2010 sangat krusial, karena situasi akan buruk di pasar internasional. Sulit bagi kita untuk mencari pembiayaan pemerintah dan akan sulit menutupi defisitnya. Bank mau investasi, tapi siapa yang mau dipinjami? Danya dari mana? Karena kita harus berebut dana di pasar dengan Amerika, ujar Martin.
Jika pemerintah bisa mendapatkan dana, lanjutnya, nilai imbal hasilnya pasti akan sangat tinggi. Penerbitan obligasi sekarang saja sudah banyak yang berkomentar tinggi, sehingga ekonomi yang memburuk pada 2010 harus diwaspadai.Kemarin pemerintah menerbitkan obligasi bunganya 11%. Itu saja sudah terlalu tinggi. Besok-besok dengan situasi yang lebih buruk kita harus memberi bunga berapa? Apa 13%, 15%? Pemerintah sudah salah strategi dengan memberi kupon 11%, tuturnya.
Selain itu, di tahun depan perbankan juga akan semakin berhati-hati mengucurkan kredit akibat memburuknya ekspektasi perekonomian. Saat ekonomi memburuk, bank enggan mengucurkan pinjaman dimana makin besarnya resiko gagal bayar (default). Penurunan suku bunga oleh BI juga tidak akan membuat perbankan menurunkan suku bunganya.
Bukan itu (penurunan suku bunga) yang dibutuhkan, tapi ekspansi kredit. Kalau suku bunga turun tapi kreditnya tumbuh 15% ya sama aja kita ingin bunganya sama tapi ekspansi kreditnya lebih besar. Jadi bukan menurunkan suku bunga karena tahun lalu ekspansi kredir sampai 30%, tambahnya.Nilai Tukar Rupiah 13.500
Selain itu, masih memburuknya pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak pada nilai tukar rupiah. Martin menyatakan ekspektasi pelaku pasar sudah memperkirakan di akhir 2009 kurs diperkirakan 13.500 per dolar AS. Meski Bank Indonesia optimistis kurs rupiah akan membaik di akhir tahun.
Saya tidak yakin (kurs bisa turun) karena dana tidak masuk ke dalam negeri, tapi dana keluar ke AS. AS akan menerbitkan bond US$2 triliun. Artinya tiap semester US$500 miliar dari mana duitnya, dia mengatakan 60% akan diserap dari luar negeri bukan dalam negeri, tuturnya.
Sementara, pemilik saham dan obligasi di Indonesia akan lari ke Singapura. Sehingga tekanan terhadap harga aset-aset finansial Indonesia makin buruk. Hal ini jelas tidak akan mendorong kurs menguat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar